Sabtu, 11 Januari 2014

when my tears...

Akhirnya pada garis akhir, usahaku sia-sia. Semua yang aku lakukan terhadapnya, semua yang telah aku berikan kepadanya. Tak berarti. Selama ini aku hanya berusaha memenangkan hatinya, yang aku harap disetiap doaku Engkau bisa mendengarnya, bisa mengabulkannya. Yang aku percaya hingga saat ini, tidak ada usaha yang sia-sia. Tak ada pengorbanan yang terabaikan. Dia bilang kepadaku bahwa hidup harus tetap berjalan. Bahwa semuanya tak semudah apa yang aku fikirkan. Tidakkah dia tahu bagaimana fikiranku, jika disetiap kesempatan semua kataku dianggap salah. Ketika semua celotehku tak dia anggap? Jika memang bahagianya bukan terletak padaku, apalah arti semua ini? Dia menipuku? Dia... bahkan aku tak bisa marah ataupun mengatainya dengan kata-kata kasar. Aku tahu engkau saat ini sedang merangkulku agar aku bisa meredakan airmata. Kelak, prosa ini akan dia baca saat aku entah ada dimana. Ketika perasaan terdalamku masih mengalir dalam wadahku. Ketika nafas dalam doaku masih menyebut namanya. Ketika dia sedikit demi sedikit melupakanku. Ketika untaian kata manisnya padaku dia berikan kepada orang lain. Ketika semua orang berkata sudahlah, lupakan tapi aku masih disini menunggu dia yang entah kapan bisa kembali. Entah apa yang bisa menghentikan semua harapan dan doaku. Engkau tahu aku bukan wanita yang gampang menyerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar