Saat ini terhenti didepan pc dan tangan mematung di keyboard. Aku marah, sejujurnya begitu kecewa dengan respon orang disekelilingku yang aku sendiri tidak tau harus apa. Begitu sulit meluapkan segalanya, aku takut... begitu takut ketika orang lain melihat. Mungkin beberapa dari mereka akan berusaha diam atau tidak ingin membuatku marah. Nyatanya aku masih begitu rapuh, jauh dari apa yang aku sebutkan barusan. Rapuh hingga perkataan orang lain bisa membuatku menangis sendiri, bisa membuatku berfikir berpuluh kali, bisa membuatku terjaga berhari-hari...
Jika semuanya bisa menjadi lebih mudah saat aku menulis, bagaimana jika aku bisu? membiarkan tangan dan fikiranku berbicara lewat tulisan ini. Menyuarakan betapa sakitnya aku disini terpapar airmata, mengikis polesan makeup yang setiap hari menjadi topeng cantik. perlahan menjauh dari manusia jahat dan mengurung diri akibat mereka, Bodoh? Iya... biarkan aku hidup beberapa detik dengan bodohku ini. Nyatanya aku membiarkan mereka mengacak-acak bagian terpenting hidupku..... Masa Depan...
Betapa emosi terselubung terpancar dari setiap huruf yang membentuk kalimat-kalimat real yang tidak malu menunjukkan diriku sebagai wanita lemah yang berusaha kuat ditempat antah berantah ini. Bahkan aku telah mempersiapkan berbagai topeng manis dan lucu untuk aku pelihatkan keberbagai manusia dikota ini. Ya... Semua manusia mempunyai topeng sebelum akhirnya bertekuk lutut membuka topeng dihadapan Tuhan lalu mengikat janji dengan manusia lainnya.
Selamat tinggal rasa sakit... Selamat jalan kenangan, terimakasih telah tinggal dalam tulisanku, bersemayam tanpa ada yang tau mengapa... Jangan datang untuk menemuiku dalam mimpi, mungkin saja aku tidak mengenalimu... Jangan sentuh aku dalam bayangan karena kenangan tidak bisa kembali meski aku memintamu lagi...
Satu, dua, tiga langkah....
Menyusuri lorong hendak menjumpai sosok wanita yang begitu aku rindukan belaiannya. Jangan pergi... Kamu belum melihatku tersenyum lebar melempar toga ke langit... Kamu belum melihat aku pulang larut malam akibat tugaas negara yang aku hendaki... Kamu belum melihatku berjuang menunggu pria baik dimasa depanku yang akan aku sebut teman... Teman hidup...
Jangan pergi....
Jangan pergi....
lekaslah kembali dalam sadarmu, fasihkan bicaramu sama seperti saat aku menangis malam itu karena sakit....
"Bunda Maria, terpujilah namamu dalam hatiku, ambilah rasa sakit putriku berikan untukku dilain waktu agar dia bisa merawatku dengan baik disaat nanti. Berikan rasa kuat dan berikan dia hati sebaik Malaikatmu, lindungi putriku dalam sakit dan sembuhnya..." teringat doamu yang sama disetiap waktu...
kali ini aku yang meminta pada Tuhan... "Tuhan, aku yakin perkaramu nyata terhadap umatMu, kembalikan wanita yang paling aku cinta berikan dia rasa pelukan hangat yang selalu Kau berikan kepadaku saat aku merasakan sakit. Jadikan dia selalu pelita dalam doaku padaMu. Bukan untuk orang lain, aku meminta padaMu untuk satu yang paling kucinta."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar